Pada kesempatan ini saya ingin mengungkapkan betapa bahagianya ketika saat berkumpul bersama Keluarga Besar Eyang Haji Latif Kusuma maupun para saudara yang juga keturunan beliau. baik dalam keadaan yang sederhana maupun lebih dari sederhana. bahagiapun tak bisa dihindari canda tawa, saling berbagi cerita dan pengalaman pribadi ataupun umum.
Walau pertemuan antar keluarga yang biasa kami sebut Halal Bilhalal diselenggarakan tiap tahun sekali setelah menjelang Idul Fitri (lebaran tahunan). tak bisa dihindari rasa saling menyayangi menghormati itu tumbuh lagi. entah kenapa, yap inilah manusia dengan segala kekurangannya. bahkan hati ini menangis bahagia saking senangnya bisa bertatap muka dengan para saudara sedarah sendiri.
Baca Juga : Kelompok sosial dengan solideritas paling tinggi
Terlintas acara itu sudah sejak turun temurun diadakan. semenjak uyut dari orang tua kakek kami masih ada...acara terus berlangsung, kadang juga katanya tiap dua kali dalam setahun sering diadakan kumpul dan doa bersama berpindah tempat di tiap-tiap rumah sesama saudara atau keturunannya. tanpa memandang siapa dia siapa kita.
Perlu diperjelas, bahwa pada jaman ini. jaman dimana telah memasuki era globalisasi dan pergaulan bahkan tatanan kehidupan yang memang jelas carut marutnya. saya ambil garis besarnya saja "sudah minimnya rasa toleransi, rasa tenggang rasa, rasa hormat menghormati, harga menghargai. tidak bisa dibilang tidak. bahkan ada yang berkata, "acara apaan tidak bermanfaat, ga ada hasil dan untungnya, kadang ada yang bicara rasa malu dll. sebenarnya kalau kita kaji lebih dalam dan kita tanamkan rasa ikhlas, sabar dan rasa saling peduli terhadap sejarah dan memandang tidak akan ada kita kalau tidak ada orang tua (pendahulu).
Baca Juga : Wisata dan sejarah Kerajaan Galuh Pakuan
Kita hanya mementingan ego dan diri sendiri, dengan dalih dalih inilah itulah. jelas sudah tak ada lagi rasa budi pekerti dan sopan santunnya.
Kembali lagi pada tema diatas, acara halal bilhalal temu kangen seuwu sewi sekaligus silaturahmi antar saudara apalagi yang jauh, sungguh sangat senang bisa kembali ke kampung halaman apalagi jikalau makam para leluhur kita para sesepuh kita, bisa kita kunjungi dengan membersihkan tempat peristirahatannya dan mengirimkan doa.
Baca Juga : Cerita kolosal rakyat Jaka Tingkir raja pajang
Sekali lagi pesannya untuk saudara-saudara kita terutama para keturunan Keluarga Besar Eyang Haji Latif Kusuma, janganlah ada pikiran yang negatif, picik, munafik dll. karena orang tua yang benar dalam mendidik anak tidak ada yang seperti itu. apalagi mendidik anak dengan sifat yang egois, mau menang sendiri. buah takkan jauh dari pohonnya.
Cerita yang saya buat menjadi bahan artikel ini tak lain hanyalah berbagi pandangan, maaf jika ada salah-salah kata dan cara pandang yang berbeda. kita saudara sedarah dan seperjuangan. semoga bermanfaat.
Walau pertemuan antar keluarga yang biasa kami sebut Halal Bilhalal diselenggarakan tiap tahun sekali setelah menjelang Idul Fitri (lebaran tahunan). tak bisa dihindari rasa saling menyayangi menghormati itu tumbuh lagi. entah kenapa, yap inilah manusia dengan segala kekurangannya. bahkan hati ini menangis bahagia saking senangnya bisa bertatap muka dengan para saudara sedarah sendiri.
Baca Juga : Kelompok sosial dengan solideritas paling tinggi
Terlintas acara itu sudah sejak turun temurun diadakan. semenjak uyut dari orang tua kakek kami masih ada...acara terus berlangsung, kadang juga katanya tiap dua kali dalam setahun sering diadakan kumpul dan doa bersama berpindah tempat di tiap-tiap rumah sesama saudara atau keturunannya. tanpa memandang siapa dia siapa kita.
Perlu diperjelas, bahwa pada jaman ini. jaman dimana telah memasuki era globalisasi dan pergaulan bahkan tatanan kehidupan yang memang jelas carut marutnya. saya ambil garis besarnya saja "sudah minimnya rasa toleransi, rasa tenggang rasa, rasa hormat menghormati, harga menghargai. tidak bisa dibilang tidak. bahkan ada yang berkata, "acara apaan tidak bermanfaat, ga ada hasil dan untungnya, kadang ada yang bicara rasa malu dll. sebenarnya kalau kita kaji lebih dalam dan kita tanamkan rasa ikhlas, sabar dan rasa saling peduli terhadap sejarah dan memandang tidak akan ada kita kalau tidak ada orang tua (pendahulu).
Baca Juga : Wisata dan sejarah Kerajaan Galuh Pakuan
Kita hanya mementingan ego dan diri sendiri, dengan dalih dalih inilah itulah. jelas sudah tak ada lagi rasa budi pekerti dan sopan santunnya.
Kembali lagi pada tema diatas, acara halal bilhalal temu kangen seuwu sewi sekaligus silaturahmi antar saudara apalagi yang jauh, sungguh sangat senang bisa kembali ke kampung halaman apalagi jikalau makam para leluhur kita para sesepuh kita, bisa kita kunjungi dengan membersihkan tempat peristirahatannya dan mengirimkan doa.
Baca Juga : Cerita kolosal rakyat Jaka Tingkir raja pajang
Sekali lagi pesannya untuk saudara-saudara kita terutama para keturunan Keluarga Besar Eyang Haji Latif Kusuma, janganlah ada pikiran yang negatif, picik, munafik dll. karena orang tua yang benar dalam mendidik anak tidak ada yang seperti itu. apalagi mendidik anak dengan sifat yang egois, mau menang sendiri. buah takkan jauh dari pohonnya.
Cerita yang saya buat menjadi bahan artikel ini tak lain hanyalah berbagi pandangan, maaf jika ada salah-salah kata dan cara pandang yang berbeda. kita saudara sedarah dan seperjuangan. semoga bermanfaat.
0 Response to "Keluarga Besar Eyang Haji Latif Kusuma"
Posting Komentar
Selamat datang dan Semoga bermanfaat !!!