BAB 1 - Cerita Daerah Asal Usul Hutan Leuweng Sancang Garut

Leuweng Sancang merupakan salah satu destinasi wisata di Garut yang masih eksotik. Mulai dari sungai hingga pantai indah, semua ada di Leuweng Sancang. Leuweung yang berarti hutan dalam Bahasa Sunda ini, dan Sancang yang mengingatkan dengan kisah Prabu Siliwangi. Leuweung Sancang yang memang erat kaitannya dengan mitos suku sunda ini, sempat memberikan wajah seram di muka para awam. Wilayah ini memang masih perawan, bak tak ada orang yang ingin menjamahnya karena mitos dengan cerita hewan-hewan buasnya.

Sejarah Sancang 1,nama-nama karuhun sancang,Sejarah Sancang 9,Sejarah Sancang 4,Sejarah Sancang 3,Sancang adalah,Sejarah Sancang Cijulang,Sancang Prabu Siliwangi,Sancang 7,Pesugihan Hutan Sancang,Tempat ziarah Sancang Garut,Maung Sancang,Gunung Sancang,Sancang Pameungpeuk Garut,kabupaten Garut,pantai Sancang,Garut Selatan, KAI kaboa,kayu kaboa,khasiat kayu kaboa,Siliwangi,Leuweung,pohon Sancang,goa Sancang,kayu Sancang,lokasi Sancang,melihat Lo Leuweung Sancang dari dunia gaib,penguasa hutan Sancang,aki Lodaya,sejarah hutan sancang pdf,

Awal Mula Terbentuknya Hutan Lewueng Sancang Garut

Memasuki abad 21 ini, Sancang sudah mulai ramah namun tetap terjaga keeksotikannya sebagai keajaiban alam Indonesia. Di sini kita dapat berkemah di daerah Cijeruk dan melakukan petualangan ke daerah Sancang dengan berjalan kaki menyebrangi muara dan melintasi bibir pantai yang terbentang panjang dengan pantai pasir putih yang kadang memantulkan warna pink atau jingga saat air laut surut.

Konon menurut sejarah yang beredar secara turun temurun Leuweung Sancang erat dikaitkan dengan tempat menghilangnya Prabu Siliwangi yang menjadi kebanggan masyarakat Jawa Barat. Siliwangi adalah nama seorang raja di tanah Pasundan, yaitu Prabu Siliwangi yang memerintah Padjadjaran. Kerajaan Padjadjaran merupakan kerajaan Hindu terbesar di Jawa Barat. Dan Prabu Siliwangi termashur sebagai raja bijaksana yang memiliki seorang istri bernama Dewi Kumalawangi. Beliau dikaruniai seorang putri Dewi Rarasantang serta dua orang putra Raden Walangsungsang dan Raden Kiansantang yang terkenal sakti dan kebal terhadap senjata apapun. Menurut sejarah, Raden Kiansantang memeluk agama Islam dan menetap di daerah Godog sampai meninggal dunia dan dimakamkan di makam Godog Garut, Jawa Barat.

Orang lain juga menelusuri

Menurut sejarah yang mungkin terjadi penyimpangan karena dituturkan dari mulut ke mulut, Raden Kiansantang yang terkenal sakti belum pernah menemukan orang yang mampu melukai tubuhnya. Padahal ia ingin sekali melihat darahnya mengalir. Sampai pada suatu hari, ia memohon kepada ayahnya agar dicarikan lawan hebat. Prabu Siliwangi mengabulkan permohonan Raden Kiansantang, Beliau meminta bantuan para ahli nujum untuk menemukan siapa dan di mana orang sakti yang dapat mengalahkan putranya, Raden Kiansantang. Mereka tidak bisa menunjukkan orang yang bisa mengalahkan Raden Kiansantang.

Baca juga: Mengenal Sejarah Kalender Hijriyah (BAB 1)

Sampai akhirnya muncul seorang kakek yang menyebutkan ada seorang yang gagah dan bisa mengalahkan Raden Kiansantang, namanya Ali di tanah suci Mekah. Sebelum Raden Kiansantang berangkat menemui Ali, kake itu menyuruhnya bersemedi dulu di ujung kulon atau ujung barat Pasundan dan berganti nama menjadi Galantrang Setra. Setiba di tanah Mekkah, ia langsung mencari orang yang bernama Ali sampai akhirnya ketemu dengan orang yang tidak dikenal di Arab. Orang itu bersedia mengantarkan Raden Kiansantang bertemu dengan Ali dengan syarat ia mampu mengambil tongkat yang telah ditancapkan di sebuah tempat. Raden Kiansantang tak menolak syarat tersebut, ia mengambil tongkat yang telah tertancap di pasir. Tapi apa yang terjadi, ia sangat terkejut karena ketika tongkat itu tidak bisa dicabut. Bahkan sampai mengerahkan segala kemampuannya hingga pori-porinya mengeluarkan darah.

Melihat Kiansantang yang tak mampu mencabut tongkatnya, pria itu menghampiri dan mencabut tongkatnya sambil membaca Bismillah. Tongkat itupun dapat dicabut dengan sangat mudah. Kiansantang heran, dirinya sampai mengeluarkan keringat darah sedangkan pria itu dapat dengan mudah mencabut tongkat itu. Menurut legenda, pria itu adalah Ali. Singkat cerita, Kiansantang akhirnya memeluk agama Islam. dan setelah beberapa bulan belajar agama Islam, ia kembali ke tatar Sunda sambil membawa niat untuk membujuk ayahnya supaya masuk Islam.

Sesampainya di Padjadjaran, ia menceritakan kejadian yang dialaminya selama di Mekkah. Akhirnya ia berharap ayahnya bersedia ikut memeluk agama Islam. Namun Prabu Siliwangi menolak ajakan putranya itu. Kiansantang sangat kecewa mendengar keputusan ayahnya bersikeras memeluk Hindu yang sudah dianutnya sejak lahir. Ia kembali ke Mekah untuk memperdalam agama Islam. 7 tahun kemudian, Kiansantang kembali ke Padjadjaran. Ia mencoba lagi membujuk ayahnya masuk Islam. Mendengar putranya kembali, Prabu Siliwangi tetap pada pendiriannya memeluk agama Hindu menyulap keraton Padjadjaran menjadi hutan belantara.

Baca juga: Silsilah + Zuriyat Keluarga Syekh Siti Jenar, Lengkap!

Kiansantang sangat kaget melihat keraton Padjadjaran telah berubah menjadi hutan rimba, dalam hatinya yakin ia tidak mungkin salah, di tempat itulah keraton berdiri. Setelah mencari ke sana ke mari, akhirnya ia menemukan ayahnya dan para pengawalnya keluar dari hutan. Dengan nada hormat, Raden Kiansantang berkata pada ayahnya “Wahai Ayahanda, mengapa Ayahanda tinggal di hutan? Padahal Ayahanda seorang raja. Apakah pantas seorang raja tinggal di hutan? Lebih baik kita kembali ke keraton dan memeluk agama Islam”. Mendengar pertanyaan putranya, Prabu Siliwangi balik bertanya, “Wahai Ananda, lantas apa yang pantas tinggal di hutan?”. Raden Kiansantang menjawab, “Yang pantas tinggal di hutan adalah harimau”.

Orang lain juga menelusuri

Konon, prabu Siliwangi beserta para pengawalnya tiba-tiba berubah wujud menjadi harimau (maung). Raden Kiansantang menyesal telah mengucapkan kata harimau hingga ayah dan pengawalnya berubah menjadi harimau. Mesikpun ayahnya telah berubah wujud menjadi harimau, Kiansantang tetap berusaha membujuk ayahnya memeluk agama Islam. Namun harimau-harimau itu tidak mau mendengarkan ajakan Kiansantang, mereka lari ke daerah selatan, kini termasuk wilayah Garut. Raden Kiansantang berusaha mencegah, namun usahanya gagal. Harimau-harimau itu masuk ke dalam goa yang kini dikenal dengan nama Goa Sancang yang terletak di Leuweung Sancang Kabupaten Garut.

Disamping legenda tersebut, ada pula yang mengisahkan terjadi pertempuran hebat antara Raden Kiansantang dan Prabu Siliwangi. Wallahu a’lam.

Berikut Kisah Menurut versi Alam Gaib Sancang Lodaya : bisa kalian lihat di:

Semoga bermanfaat.

0 Response to "BAB 1 - Cerita Daerah Asal Usul Hutan Leuweng Sancang Garut"

Posting Komentar

Selamat datang dan Semoga bermanfaat !!!