Diantara beberapa pendapat yang mengatakan, sebagai berikut:
- Prof Dr.P.A Hoesien Djajadiningrat
- Dr.R.M. Soetjipto Wirjosoeparto
Pada perayaan itu diadakan upacara mengarak peti mati yang disebut tabut, dan bulan Muharran disebut juga bulan Tabuyt. Perayaan mengarak peti mati itu ada di Minangkabau dan Aceh. Di Minangkabau bulan Muharram disebut juga bulan Tabut dari bahasa Persia tabut yang artinya peti mati, sedangkan di Aceh bulan itu disebut bulan Apui (bulan api). Di Aceh bulan itu disebut juga bulan Asan Usen (buleun Asan-Usen).
Dan yang kedua mengatakan bahwa bukti Islam ini datang dari daerah Gujarat dipertunjukkan oleh salah satu makam raja Islam di Samudera Pasai (di Aceh Utara), yang dibuat daripada marmer.
Ketika marmer ini retak, didalamnya kelihatan bahwa marmer ini pernah dipergunakan sebagai tembok kuil Hindu yang ada di Gujarat. Dengan ini dapat diambil kesimpulan bahwa raja Samudera Pasai memesan makamnya dari Gujarat berupa marmer. Atau mungkin setelah raja Samudera Pasai meninggal, kemudian keluarganya memesankan untuk makamnya itu maermer dari Gujarat.
Maka, berkatalah Oemar Amin Hoesin “di Persia itu ada satu suku namanya (Leren), suku inilah yang mungkin dahulu datang ke tanah Jawa, sebab di Giri ada sebuah kampung Leren. Begitu pula ada suatu suku namanya suku Jawa di Persia. Suku inilah yang mengajarkan huruf Arab yang terkenal di Jawa dengan huruf pegon.
Berbeda dengan para sarjana yang lain, dalam hal ini Haji Abdul Malik Karim Amrullah, berpendapat bahwa agama Islam yang masuk ke Indonesia bukanlah dari Persia dan Gujarat, melainkan dari Mesir dan Mekkah.
Adapun alasan-alasan lain yang diuatarakan oleh Hamka ialah:
- Ibnu Batutah dalam buku perjalanannya telah menyaksikan bahwa Raja Samudera Pasai (yang terkenal dengan Jawa di tanah Arab) itu bermadzhab Syafi’i. Madzhab Syafi’i yang tersebar pada jaman itu ialah di Mesir. Dan raja itu selalu mengikuti musyawarah ulama-ulama Syafi’i yang ada dalam kerajaannya.
- Gelar yang dipakai oleh raja-raja Samudera Pasai ialah gelar raja-raja Mesir belaka, ialah al malik. Semua gelar ini dipakai oleh raja-raja Pasai. Tiruan gelar demikian ini tidak didapat baik di Iran ataupun di India. Gelar “Syah” baru dipakai raja-raja Malaka pada permulaan abad ke XV. Artinya pengaruh India Persia datang kemudian dari pengaruh Arab, yaitu Mesir dan Mekah.
- Ibnu Batutah menerangkan juga, bahwa madzhab yang menduduki tingkat pertama di Negeri Mekah ialah Madzhab Syafi’i juga.
- Tidak dipungkiri bahwa orang Indonesia sudah ada yang berlayar ketika itu menuju pantai Koromandel atau orang Koromandel melawat ke Aceh atau Indonesia, tetapi dalam hal agama orang Indonesia langsung mengambilnya dari Mekah dan Mesir. Karena kalau pengaruh Indialah yang besar, niscaya madzhab Hanafiah yang kelihatan lebih berpengaruh di sini, padahal samapu sekarang tidak ada pengaruh madzhab Syi’ah yang mengalir dari India dan Iran meskipun ada tetapi sedikit sekali.
- Sebelum Ibnu Batutah melawat ke kerajaan Samudera Pasai sudah ada seorang ulama Indonesia yang besar yang mengajarkan ilmu tasawuf di Aden, Arab. Namanya Syekh Abu Mas’ud Abdullah bin Mas’ud al Jawi. Ini menjadi bukti bahwa hubungan mencari ilmu pengetahuan Islam langsung ke tanah Arab, bukan Malabar atau India.
- Orang mengemukakan alasan, bahwa pengaruh India dapat dibuktikan pada batu-batu nisan kuburan-kuburan tua di Gresik dan Pasai. Jika orang Islam di Inedonesia membeli batu nisan di Gujarat karena bagus dalam hal pembuatannya, bukanlah berarti karena mereka mempelajari Islam dari sana.
- Orang juga mengemukakan, bahwa mistik (tasawuf) India dan Persia sangat besar pengaruhnya di Indonesia, oleh karena itu Islam di sini lain daripada yang di tanah Arab. Menurut Hamka, jika dipelajari riwayat perkembangan tasawuf seluruhnya tidak dapat dikatakan, bahwa Islam di Indonesia saja yang lain coraknya pada masa itu dari pada Islam di tempat lain, melainkan corak berfikir seluruh dunia Islam pada masa itu, baik di Asia Tenggara atau tanah Arab, Syam, Baghdad, Mesir, India, Persia dan Indonesia semuanya adalah corak tasawuf yang sebagian besar telah terlepas atau menyeleweng dari ajaran Nabi Muhammad. Oleh sebab tidak tepat jika dikatakan Islam di Indonesia jadi lain dari tempat aslinya, karena pengaruh dari India dan Persia.
0 Response to "Sejarah Perjalanan Masuknya Islam di Indonesia | Turun Bantayan"
Posting Komentar
Selamat datang dan Semoga bermanfaat !!!