Selain wisata alam, Indonesia banyak memiliki tempat untuk wisata budaya maupun religi. Banten adalah salah satunya. Saat memasuki Banten, anda pasti bisa langsung melihat budaya yang merefleksikan kereligiusan kota Banten.
Nah, untuk Anda yang ingin ke Banten dan mengunjungi beragam wisata religi atau wisata ziarah yang ada disana, maka berikut ini kami bagikan beberapa referensi yang bisa dikunjungi.
6. Makam Sultan Maulana Hasanuddin
Maulana Hasanuddin yang bergelar Pangeran Sabakingkin adalah pendiri kesultanan Banten yang berkuasa pada tahun 1552-1570. Menurut sejarah Banten, beliau merupakan putra dari Sunan Gunung Jati. Ia pernah ikut serta dalam menaklukkan Pelabuhan Kelapa bersama kerajaan Demak sekitar tahun 1527. Pada waktu itu, Pelabuhan Kelapa masih merupakan pelabuhan utama kerajaan Sunda.
Setelah itu, Maulana Hasanuddin memperluas kekuasaannya sampai ke daerah penghasil lada di Lampung. Beliau juga mendirikan benteng Surosowan yang akhirnya menjadi pusat pemerintahan setelah Banten berdiri sendiri.
Setelah wafat, beliau dimakamkan di sebelah barat alun-alun Banten atau tepatnya di area Masjid Agung Banten yang didirikan tahun 1566 dan tetap kokoh sampai sekarang. Masjid Agung Banten inilah tempat wisata ziarah paling populer yang ada di Banten saat ini.
5. Makam KH Asnawi
KH Asnawi dikenal juga dengan nama Syekh Asnawi Caringin adalah ulama besar dari Banten. Di usia 9 tahun Syekh Asnawi dikirim ke Mekkah oleh ayahnya untuk menuntut ilmu. Syekh Nawawi Al Bantani adalah gurunya semasa di tanah suci. Ketika telah cukup menimba ilmu, Syekh Asnawi kembali ke Banten dan mulai berdakwah. Ia berhasil menarik minat banyak pemuda untuk masuk Islam pada waktu itu sehingga namanya pun tersohor.
Tak hanya berdakwah, Syekh Asnawi yang tangguh dalam ilmu bela diri ini juga gigih melawan penjajah. Ia membangkitkan semangat para pemuda untuk melawan Belanda. Alhasil, beliau pernah ditahan Belanda dan diasingkan ke Cianjur.
Setelah habis masa pengasingannya, Syekh Asnawi kembali ke Caringin dan mendirikan sebuah Madrasah bernama Masyarikul Anwar. Selain itu, beliau juga mendirikan Masjid Caringin yang masih berdiri tegak hingga sekarang. Syekh Asnawi wafat pada 1937 Masehi dan dimakamkan dekat dengan Masjid Caringin yang dibangunnya.
4. Makam Syekh Muhammad Sholeh
Gunung Santri adalah nama salah satu bukit sekaligus kampung yang terletak di desa Bojonegara Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang, sebelah barat laut pantai utara yang berjarak sekitar 7 kilometer dari kota Cilegon. Gunung Santri dikelilingi gugusan gunung-gunung yang membentang dari pantai sampai ke Gunung Gede.
Di puncak Gunung Santri itulah Syekh Muhammad Sholeh dimakamkan. Jarak dari kaki bukit menuju puncaknya hanya 500 meter saja. Sangat mudah dilalui dengan berjalan kaki.
Semasa hidupnya, Syekh Muhammad Sholeh telah berhasil menyebarkan agama Islam sampai berkembang pesat di wilayah pantai utara Banten. Kejujuran dan keikhlasannya menanamkan ajaran tauhid pada santri-santrinya patut kita teladani. Beliau wafat pada tahun 1550 hijriah atau 958 masehi dalam usia 76 tahun.
3. Makam Syekh Maulana Mansyuruddin
Syekh Maulana Mansyuruddin dikenal juga dengan nama Sultan Haji. Beliau adalah putra dari raja Banten ke-6 yaitu Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Syekh Mansyuruddin sendiri menyebarkan agama Islam di daeran Banten selatan. Bagi rakyat Banten, Syekh Mansyuruddin dikenal sebagai ulama yang cerdas dan pemberani. Beliau juga piawai memainkan alat-alat kesenian yang bernafas Islam
Pada masa keemasan pemerintahan Sultan Hasanudin, Syekh Mansyuruddin yang dikenal juga sebagai Ki Mansyur dikenal cakap dalam ilmu pertanian dan komunikasi. Tak heran jika beliau diserahi tugas menjaga kawasan Banten Selatan
Peninggalannya yang paling terkenal adalah Batu Qur’an. Bila dilihat dengan mata telanjang, batu berukuran 2 meter tersebut nampak biasa saja. Bahkan tidak terlihat tulisan apapun pada batu tersebut. Namun diyakini bahwa tulisan Al Qur’an tersebut hanya bisa dibaca dengan mata batin. Jika anda tertarik silahkan menuju desa Cikadueun, Pandegang, Banten.
2. Makam Sultan Maulana Yusuf
Maulana Yusuf dikenal juga sebagai Pangeran Pasareyan adalah putra dari pendiri kesultanan Banten yaitu Maulana Hasanuddin. Pada tahun 1570 Sultan Maulana Hasanuddin meninggal dunia dan Maulana Yusuf pun naik tahta. Dalam masa pemerintahannya, Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah kekuasaannya sampai ke Sunda dengan menaklukkan Pakuan Pajajaran di tahun 1579.
Selain memeperluas wilayah kekuasaannya, Sultan Maulana Yusuf juga berperan penting memajukan sektor pertanian sehingga mengangkat perekonomian rakyat Banten. Ia melanjutkan pemerintahan Banten sampai tahun 1585. Buat anda yang tertarik mengunjungi makamnya, bisa datang ke kelurahan Sunyatan, Pekalangan Gede, Kasemen, Serang, Banten.
1. Makam Syekh Tubagus Achmad
Syekh Tubagus Achmad adalah ulama dari tanah Pasundan tepatnya dari desa Sempur kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Syekh Tubagus Achmad lahir dari keluarga yang taat beragama. Pendidikan agamanya diturunkan langsung oleh ayahnya yang kharismatik. Setelah memiliki dasar agama kuat, ia memutuskan untuk menimba ilmu di pesanten yang ada di pulau Jawa dan Madura.
Setelah itu, Syekh Tubagus Achmad berangkat menuju Mekkah untuk memperdalam ilmu agamanya. Syekh Nawawi Al Bantani dan beberapa ulama dari Indonesia pun menjadi gurunya selama di Mekkah. Setelah dirasa cukup, Syekh Tubagus Achmad kembali ke tanah air pada 1911 masehi dan mendirikan pesantren di Purwakarta.
Pesantren tersebut diberi nama As-Salafiyyah. Ia menuangkan banyak pemikirannya dalam berbagai kitab di pesantren ini. Selama hidupnya, Syekh Tubagus Achmad mengabdikan hidupnya dengan memperdalam ilmu yang akan membuat dirinya semakin dekat kepada Allah. Sebagai salah satu ulama besar yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa, Syekh Tubagus Achmad juga dikenal sebagai pembela kaum yang lemah dan tertindas.
Nah, itu dia beragam destinasi wisata ziarah islam yang tak boleh dilewatkan saat sedang di Banten. Bagikan artikel ini jika bermanfaat untuk menambah wawasan kita dan juga sahabat kerabat kalian.
Masjid Agung Banten |
6. Makam Sultan Maulana Hasanuddin
Maulana Hasanuddin yang bergelar Pangeran Sabakingkin adalah pendiri kesultanan Banten yang berkuasa pada tahun 1552-1570. Menurut sejarah Banten, beliau merupakan putra dari Sunan Gunung Jati. Ia pernah ikut serta dalam menaklukkan Pelabuhan Kelapa bersama kerajaan Demak sekitar tahun 1527. Pada waktu itu, Pelabuhan Kelapa masih merupakan pelabuhan utama kerajaan Sunda.
Setelah itu, Maulana Hasanuddin memperluas kekuasaannya sampai ke daerah penghasil lada di Lampung. Beliau juga mendirikan benteng Surosowan yang akhirnya menjadi pusat pemerintahan setelah Banten berdiri sendiri.
Setelah wafat, beliau dimakamkan di sebelah barat alun-alun Banten atau tepatnya di area Masjid Agung Banten yang didirikan tahun 1566 dan tetap kokoh sampai sekarang. Masjid Agung Banten inilah tempat wisata ziarah paling populer yang ada di Banten saat ini.
5. Makam KH Asnawi
KH Asnawi dikenal juga dengan nama Syekh Asnawi Caringin adalah ulama besar dari Banten. Di usia 9 tahun Syekh Asnawi dikirim ke Mekkah oleh ayahnya untuk menuntut ilmu. Syekh Nawawi Al Bantani adalah gurunya semasa di tanah suci. Ketika telah cukup menimba ilmu, Syekh Asnawi kembali ke Banten dan mulai berdakwah. Ia berhasil menarik minat banyak pemuda untuk masuk Islam pada waktu itu sehingga namanya pun tersohor.
Tak hanya berdakwah, Syekh Asnawi yang tangguh dalam ilmu bela diri ini juga gigih melawan penjajah. Ia membangkitkan semangat para pemuda untuk melawan Belanda. Alhasil, beliau pernah ditahan Belanda dan diasingkan ke Cianjur.
Setelah habis masa pengasingannya, Syekh Asnawi kembali ke Caringin dan mendirikan sebuah Madrasah bernama Masyarikul Anwar. Selain itu, beliau juga mendirikan Masjid Caringin yang masih berdiri tegak hingga sekarang. Syekh Asnawi wafat pada 1937 Masehi dan dimakamkan dekat dengan Masjid Caringin yang dibangunnya.
4. Makam Syekh Muhammad Sholeh
Gunung Santri adalah nama salah satu bukit sekaligus kampung yang terletak di desa Bojonegara Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang, sebelah barat laut pantai utara yang berjarak sekitar 7 kilometer dari kota Cilegon. Gunung Santri dikelilingi gugusan gunung-gunung yang membentang dari pantai sampai ke Gunung Gede.
Di puncak Gunung Santri itulah Syekh Muhammad Sholeh dimakamkan. Jarak dari kaki bukit menuju puncaknya hanya 500 meter saja. Sangat mudah dilalui dengan berjalan kaki.
Semasa hidupnya, Syekh Muhammad Sholeh telah berhasil menyebarkan agama Islam sampai berkembang pesat di wilayah pantai utara Banten. Kejujuran dan keikhlasannya menanamkan ajaran tauhid pada santri-santrinya patut kita teladani. Beliau wafat pada tahun 1550 hijriah atau 958 masehi dalam usia 76 tahun.
3. Makam Syekh Maulana Mansyuruddin
Syekh Maulana Mansyuruddin dikenal juga dengan nama Sultan Haji. Beliau adalah putra dari raja Banten ke-6 yaitu Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Syekh Mansyuruddin sendiri menyebarkan agama Islam di daeran Banten selatan. Bagi rakyat Banten, Syekh Mansyuruddin dikenal sebagai ulama yang cerdas dan pemberani. Beliau juga piawai memainkan alat-alat kesenian yang bernafas Islam
Pada masa keemasan pemerintahan Sultan Hasanudin, Syekh Mansyuruddin yang dikenal juga sebagai Ki Mansyur dikenal cakap dalam ilmu pertanian dan komunikasi. Tak heran jika beliau diserahi tugas menjaga kawasan Banten Selatan
Peninggalannya yang paling terkenal adalah Batu Qur’an. Bila dilihat dengan mata telanjang, batu berukuran 2 meter tersebut nampak biasa saja. Bahkan tidak terlihat tulisan apapun pada batu tersebut. Namun diyakini bahwa tulisan Al Qur’an tersebut hanya bisa dibaca dengan mata batin. Jika anda tertarik silahkan menuju desa Cikadueun, Pandegang, Banten.
2. Makam Sultan Maulana Yusuf
Maulana Yusuf dikenal juga sebagai Pangeran Pasareyan adalah putra dari pendiri kesultanan Banten yaitu Maulana Hasanuddin. Pada tahun 1570 Sultan Maulana Hasanuddin meninggal dunia dan Maulana Yusuf pun naik tahta. Dalam masa pemerintahannya, Sultan Maulana Yusuf memperluas daerah kekuasaannya sampai ke Sunda dengan menaklukkan Pakuan Pajajaran di tahun 1579.
Selain memeperluas wilayah kekuasaannya, Sultan Maulana Yusuf juga berperan penting memajukan sektor pertanian sehingga mengangkat perekonomian rakyat Banten. Ia melanjutkan pemerintahan Banten sampai tahun 1585. Buat anda yang tertarik mengunjungi makamnya, bisa datang ke kelurahan Sunyatan, Pekalangan Gede, Kasemen, Serang, Banten.
1. Makam Syekh Tubagus Achmad
Syekh Tubagus Achmad adalah ulama dari tanah Pasundan tepatnya dari desa Sempur kecamatan Plered, Purwakarta, Jawa Barat. Syekh Tubagus Achmad lahir dari keluarga yang taat beragama. Pendidikan agamanya diturunkan langsung oleh ayahnya yang kharismatik. Setelah memiliki dasar agama kuat, ia memutuskan untuk menimba ilmu di pesanten yang ada di pulau Jawa dan Madura.
Setelah itu, Syekh Tubagus Achmad berangkat menuju Mekkah untuk memperdalam ilmu agamanya. Syekh Nawawi Al Bantani dan beberapa ulama dari Indonesia pun menjadi gurunya selama di Mekkah. Setelah dirasa cukup, Syekh Tubagus Achmad kembali ke tanah air pada 1911 masehi dan mendirikan pesantren di Purwakarta.
Pesantren tersebut diberi nama As-Salafiyyah. Ia menuangkan banyak pemikirannya dalam berbagai kitab di pesantren ini. Selama hidupnya, Syekh Tubagus Achmad mengabdikan hidupnya dengan memperdalam ilmu yang akan membuat dirinya semakin dekat kepada Allah. Sebagai salah satu ulama besar yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa, Syekh Tubagus Achmad juga dikenal sebagai pembela kaum yang lemah dan tertindas.
Nah, itu dia beragam destinasi wisata ziarah islam yang tak boleh dilewatkan saat sedang di Banten. Bagikan artikel ini jika bermanfaat untuk menambah wawasan kita dan juga sahabat kerabat kalian.
0 Response to "Wisata Islam di Banten yang Paling Populer, No 2 Paling Terkenal"
Posting Komentar
Selamat datang dan Semoga bermanfaat !!!